ā
Mbah Patmi
Ibu berbalut perjuangan hak asasi
Menjadi bukti bahwa keadilan masih tumpul
di negri yang bak miniatur kusut tersimpul
hak yang harusnya tak kau cari
geger sudah karna perlakuan para pencaci
repot repot akhirnya ke dewan mantri
hanya untuk aduan semata hak sesuap nasi
sang dalang lupa kursinya
dia tak lihat, patmi kehujanan demi haknya
hingga sampai semen kakinya
berharap sang kaki meneriakkan isi hati
berharap haknya kembali dan para jejongos itu pergi dari hadapan
hingga ia pun bisa kembali menikmati pekerjaan
hai dalang…
apakah kau lupa janji manismu
kau bilang akan bela rakyat demi kursimu
kursmi sudah kau dapat, tapi kau lupa dengan rakyatmu
dimana keadilan, dimana kebajikan
sudahlah…
rakyatmu tak kuasa
patmi sudah tiada
kaki pasungnya tinggal jadi saksi
tapi percuma saja karna hati dalang tak bergemih
Andai seorang pemimpin tak hanya memikirkan bagaimana membuat perut mereka membuncit
Andai mereka mengingat janji-janji yang mereka teriakkan kelak dipertanyakan..
Andai mereka ingat berapa banyak orang yang tersiksa di atas kesenangan mereka…
.
.
.
Namun zaman telah berubah.. banyak berubah sehingga yang buruk pun menjadi hal yang biasa.
Bisakah kita menjadi sang minoritas yang masih mau berjuang???
LikeLike
Idealisme seoeang mahasiswa tuk sllu mengkritisi setiap kbjakan pemerintah yg sdh berlebihan melewati koridor kekuasaan harus selaly dijaga. Jgn smp tradisi yg selalu diharapkan oleh rakyat kecil ini berhenti di masa kita hanya sekedar iming2 makan siang di istana membuat patah semangat kepemudaan.
Hidup mahasiswa !!!
LikeLike